JAKARTA, 9 NOVEMBER 2024 – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil melanjutkan tren pertumbuhan profitabilitas di sepanjang 9 bulan pertama 2024. Meskipun tidak mudah, pada periode ini, tercatat pendapatan XL Axiata tetap tumbuh 6 persen YoY menjadi Rp 25,37 triliun.
Kemudian EBITDA tumbuh 13 persen YoY menjadi Rp13,3 triliun, dan EBITDA Margin menjadi 52,4 persen. Sementara itu, laba bersih mencapai Rp1,33 trillun.
Pada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 23,38 triliun, atau sekitar 92 persen dari total pendapatan. Manajemen XL Axiata juga sangat optimis dengan masa depan bisnis layanan Fixed Broad Band (FBB) dan Fixed Mobile Convergence (FMC) di mana bisnis tersebut terus menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, ‘sepanjang sembilan bulan terutama di kuartal ketiga 2024, situasi dan kondisi industri telekomunikasi nasional sangat menantang. Kompetisi berlangsung ketat, di tengah daya beli masyarakat yang terus melemah.
"Namun, kami tetap mampu meraih kinerja yang cukup baik, dengan tetap mampu mencetak tingkat profitabilitas yang tumbuh positif," ujarnya.
Tantangan ke depan tentunya tidak akan lebih ringan. Terutama kondisi ekonomi Indonesia yang masih akan terpengaruh oleh kondisi geopolitik dunia, serta tingkat daya beli masyarakat yang masih lemah.
Dian menambahkan, berbagai inisiatif akan terus XL Axiata lakukan untuk mendapatkan sumber pendapatan baru yang bisa diandalkan di masa mendatang. Salah satunya adalah melalui layanan internet rumah.
Untuk itu, XL Axiata terus mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis layanan internet rumah FBB yang hingga saat ini terus menunjukkan potensi sangat menggembirakan. Apalagi XL Axiata juga telah mengakuisisi 750 ribu pelanggan First Media, sehingga saat ini memilki pelanggan FBB secara keseluruhan mencapai lebih dari 1 juta pelanggan.
Dian menyebut, dengan penambahan pelanggan First Media tersebut, menjadikan XL Axiata sebagai penyedia layanan Internet kedua terbesar di Indonesia. Dengan cakupan jaringan FBB sebanyak enam juta home passed yang tersebar di lebih dari 127 kota di berbagai wilayah di Indonesia.
"Saat ini kami juga menawarkan akses ke berbagai konten hiburan yang bisa dinikmati pelanggan sebagai wujud layanan diluar FBB (beyond Fixed Broadband) dan siap untuk membawa layanan konvergensi ke level berikutnya," kata Dian.
Hingga akhir September 2024, total jumlah pelanggan XL Axiata terus tumbuh dan mencapai 58,6 juta, dengan ARPU campuran (blended) mencapai Rp 43 ribu, meningkat YoY. Peningkatan blended ARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif.
Dari sisi biaya-biaya operasional, XL Axiata berhasil menjaga tingkat stabilitasnya. Bahkan biaya terkait penjualan dan pemasaran bisa ditekan menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, seiring dengan penerapan strategi digitalisasi.
Sementara itu untuk beberapa komponen biaya lainnya turun secara YoY, seperti biaya interkoneksi dan pengeluaran langsung lainnya. Sedangkan untuk beban biaya regulatory mengalami peningkatan YoY. Secara keseluruhan, beban biaya operasional YoY bisa dipertahankan di bawah pertumbuhan pendapatan.
Selanjutnya, strategi transformasi digital yang dijalankan XL Axiata termasuk dalam mengembangkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi MyXL dan AXISNet terus menunjukkan efektivitasnya. Kedua aplikasi telah memberikan hasil yang sangat kuat hingga sembilan bulan pertama 2024.
Tercatat lebih dari 32 juta pelanggan yang aktif menggunakan MyXL dan AXISNet, dengan pertumbuhan Monthly Active User (MAU) telah mencapai 113 persen sejak Desember 2021.
Salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah tetap melakukan personalisasi penawaran dan layanan. Strategi tersebut terus diterapkan di sepanjang sembilan bulan ini.
Hasilnya, data net promoter score (NPS) terus meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan.
Hasil dari penerapan strategi berbasis digital melalui data analytics juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi dan membangun jaringan. Termasuk untuk memenuhi permintaan dari seluruh segmen pelanggan.
Dengan data analytics ini juga memungkinkan XL Axiata mengevaluasi key performance indicator (KPI) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye pemasaran, dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.
Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir September 2024, utang kotor tercatat di angka Rp12,7 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,5x.
Utang bersih tercatat sebesar Rp 10,9 triliun. XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD.
Sebesar 47 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 53 persen memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 23 persen, menjadi Rp 7,6 triliun.
XL Axiata juga terus meningkatkan pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) untuk mendorong peningkatan pendapatan dan penghematan biaya operasional perusahaan. Pemanfaatan AI difokuskan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, meningkatkan keunggulan operasional perusahaan (operational excellence) serta inovasi.
Performa Jaringan Terus Meningkat
XL Axiata terus melakukan upaya peningkatan kualitas jaringan sebagai penopang utama layanan konvergensi, dan telah berhasil meningkatkan performa jaringan dan pengalaman pelanggan. Komitmen XL Axiata memperkuat jaringan tercermin dari pengalokasian belanja modal (Capex) sekitar Rp 7 triliun, yang mayoritas untuk mendukung kebutuhan ekspansi jaringan.
Hingga akhir September 2024, total jumlah BTS XL Axiata mencapai 165.094 BTS, termasuk BTS 4G sebanyak 110.280 unit. Tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik (fiberized) mencapai 62 persen.
Fiberisasi BTS tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan data dan sebagai persiapan implementasi 5G di masa mendatang.
Investasi dan strategi jaringan yang terus dilakukan tersebut telah berhasil meningkatkan kualitas pengalaman jaringan yang lebih baik untuk mendukung penggunaan layanan yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan trafik layanan yang tumbuh sebesar lebih dari 10 persen YoY, mencapai 7.823 Petabytes.